Friday, October 21, 2011

Kapitalisme Menyengsarakan


Oleh Ustadz Fahmi Salim, MA.


Pekan-pekan ini media telah melaporkan eskalasi protes anti wallstreet di Eropa dan AS, sebagai simbol kemarahan dan apatisme masyarakat internasional terhadap sistem keuangan global yang berlandaskan kapitalisme dan spekulasi di bursa-bursa saham. Dipicu oleh krisis Yunani, gerakan occupy wallstreet ini merembet dari Spanyol ke seluruh daratan Eropa dan AS. Mereka muak plus marah dengan sistem keuangan dunia ala kapitalisme yang kerap menyebabkan krisis ekonomi global dan kesengsaraan rakyat.


Fenomena ini telah berulangkali terjadi. Sejak tahun 97-98, 2008 dan 2011. Kritik dan tudingan pun diarahkan kepada sistem kapitalisme yang diadopsi oleh keuangan global. Namun lagi-lagi kita tak mau mengambil langkah ekstrim menanggalkan dan membuang sistem yang telah menyengsarakan rakyat.


Hemat saya, sistem kapitalisme ini lah biang kerusakan (fasad fil ardh). Allah berfirman, Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Ar-Ruum: 41). Biasanya kata kerusakan di situ difahami sebagai kerusakan ekosistem (lingkungan hidup). Itu bisa jadi benar karena ada kata-kata ‘di darat dan di laut’ sehingga difahami kerusakan ekosistem.


Namun, para pakar Al-Qur’an menetapkan bahwa penetapan makna suatu kata bisa ditentukan oleh konteks ayat yang ada sebelum dan sesudahnya. Nah, ayat 39 sebelum ayat diatas, tegas mengecam sistem ekonomi berbasis riba/bunga. Allah menegaskan, Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). Sedangkan ayat 42 setelahnya menggaris bawahi pelajaran dari umat terdahulu yang sebagiannya dibinasakan Tuhan, Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." Diantaranya kaum Nabi Syu’aib yang ambruk karena kezaliman ekonomi.


Jelas sudah bahwa sumber kerusakan di bumi, menurut Al-Qur’an, adalah sistem ekonomi berbasis bunga dan spekulasi pasar modal. Bukan saja menimbulkan instabilitas ekonomi, bahkan dapat memicu ‘kegilaan’ dan depresi para pelaku ekonomi riba. Al-Qur’an menyatakan, Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata, Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (Al-Baqarah: 275) Wajar jika Allah peringatkan mereka yang tetap pertahankan riba agar siap-siap diperangi Allah dan Rasul-Nya (Al-Bararah: 279).


Disinilah pentingnya umat Islam sedunia menggalakkan sistem ekonomi syariah yang berlandaskan keadilan distribusi, peningkatan sektor ril dan sistem bagi hasil. Itulah fitrah Allah di bidang ekonomi. Wallahu a'lam

0 komentar: